layaknya seorang muda-mudi yang sedang kasmaran begitu mesra kedua pasangan sepuh itu berjalan bergandeng tangan menikmati indanhya taman kota di sore hari. Sejoli kakek dan nenek itu seakan sedang bernostalgia dan beromantisme mengingat masa lalu disaat mereka mulai menabur benih cerita kasih.Benih benih kasih yang telah tumbuh subur dengan akar yang kuat tertancap erat di hati mereka,seiring waktu yang terus berdenting menghasilkan bunga-bunga yang sangat indah bermekaran di hati mereka.
Sang kakek yang dulu adalah pria yang gagah sekarang berubah menjadi pria tua peyot bongkok dan bertongkat,wajah tampan yang dulu memikat seakan pudar dimakan usia,tapi tatapan dari sang nenek yang teduh dan penuh makna menyiratkan kalau waktu boleh berganti dengan cepat mengubah sesuatu termasuk fisik tapi tidak dengan rasa cinta.Begitu pun sang nenek yang penuh kerut,kulit yang tak lagi kencang dan halus serta keelokan seorang gadis jelita yang telah sirna tak membuat pudar aura kecantikannya di mata si kakek.
Kicauan burung kecil yang berdendang riang dan semilir angin sepoi-sepoi berhembus sejuk di antara pohon-pohon rindang makin menambah indah suasana sore di antara romantisme pasangan kakek dan nenek itu.Mereka berjalan sedikit tertatih di antara sisa waktu yang mungkin tak lama lagi di mana kelak salah satu dari mereka harus pergi.
materi takkan abadi, begitu juga dengan dunia, yang terdiri dari kumpulan atom-atom..yang abadi hanyalah amal yang baik, yang memancarkan kebaikan dari hati..dan ketulusan hati merekalah yang membuatnya tetap ikhlas menerima satu sama lain...
BalasHapusBerkunjung !