Debu debu jalanan menerpa wajah dan tubuh kecilku yang terbalut pakaian kumal nan lepek,terik dari sang surya sedari tadi seakan memanggangku di siang itu.Lalu lalang kendaraan yang cukup padat menemani langkahku,dengan memikul sebuah karung besar di punggung aku berjalan meniti asa kehidupan.Akulah sang pemburu di belantara kota yang mencoba menyambung hidup dengan sampah,botol-botol air mineral,kardus-kardus bekas,kaleng atau apapun sampah yang bisa ku jual itulah sumber kehidupanku selama ini.
langkah demi langkah ku lewati dengan penuh harap menjemput secercah asa dan mimpi yang hanya ada dalam tidur lelapku dan entah apakah mimpiku bisa terwujud.Mimpi seorang anak manusia yang ingin hidup layak,begitu mahalkah tuk mewujudkan mimpi itu ya Tuhan.??.Aku merasa iri saat anak-anak lain mengenakan seragam sekolah dan dengan riang gembira pergi ke sekolah sedang aku hanya bisa menatap mereka dari kejauhan.
Aku sendiri di belantara kota ini,aku mencoba bertahan dan tak ingin mati sia-sia karena kelaparan,aku tak ingin menjadi pengemis yang meminta-minta belas kasihan orang lain.Yang dapat ku lakukan saat ini hanya menjadi seorang pemulung,usiaku masih terlalu kecil tuk memahami hidup yang keras menempa,tak ada dunia bermain dalam hidupku,keceriaan masa kanak-kanak tergantikan oleh rutininas mencari pengganjal perut,entah sampai kapan ku tercampakkan dalam kesendirian yang dingin ini.
"Ahh,sudahlah ku tak ingin terlalu banyak bermimpi terlalu tinggi,bagiku tuk bisa makan hari ini saja sudah untung,memikirkan hidup yang berat ini hanya akan menambah beban karung sampah yang ku pikul ini".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak anda.
Terima kasih sudah berkomentar