Dahulu saat bangsa kita masih dijajah oleh Belanda. Para penjajah tersebut banyak membangun sejumlah bangunan,baik berupa gedung, rumah ibadah, kompleks perumahan bahkan benteng pertahanan perang dsb. Setelah Indonesia merdeka peninggalan tersebut ada yang masih tersisa dengan berbagai kondisi dan ada pula yang musnah. Mungkin salah satu yang kurang mendapat perhatian adalah peninggalan sejarah berupa benteng pertahanan atau pengintaian yang terdapat di beberapa tempat di daerah Bandung dan sekitarnya. Beberapa benteng di antaranya terdapat di Kampung Pasir malang desa cipada, Lereng bukit Gunung Burangrang dan beberapa tempat di sekitar Sumedang, Gunung Puteri Lembang dan masih banyak di beberapa tempat lagi.
Banyaknya benteng di sekitar Bandung tersebut dikarenakan Bandung dulu memiliki peran strategis bagi pemerintahan Hindia Belanda yaitu pernah dijadikan sebagai pusat militer. Untuk menghindari serangan musuh dari luar saat Perang Dunia ke I. Maka Bandung sebagai pusat militer agar tak jatuh ketangan musuh dibangunlah sejumlah benteng diperbukitan atau daerah yang lebih tinggi untuk menghalau serta mengawasi gerak-gerik musuh ataupun sebagai penyimpanan persenjataan dan perlengkapan perang.
Dengan sedikit informasi yang saya dapat tersebut. Saya dan saudara saya (Derry a.k.a Ujang Endey) mencoba mengunjungi salah satu benteng peninggalan Belanda yang terdapat di Gunung Puteri, Lembang. Pagi hari kami mulai perjalanan dari Bandung menuju lembang menggunakan motor, sesampainya di pasar lembang, motor di titipkan di rumah nenek . Lalu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju daerah Gunung Puteri via jayagiri. Jayagiri sendiri adalah sebuah Wanawisata alam yang cukup poluler sebagai tempat hiking/trekking atau hanya jalan-jalan mengihirup udara segar pegunungan,dengan cukup membayar tiket masuk Rp.4000 kita sudah bisa menikmtai pemandangan sekitar lembang yang indah. Sebenarnya untuk menuju Benteng Gunung puteri selain melalui daerah jagiri bisa pula melalui daerah jalan Gunung puteri (jalan sebelum ke Cikole).
Untuk menuju benteng tersebut kami harus banyak bertanya, karena benteng tersebut berada di Puncak Gunung Puteri yang tempatnya cukup terpencil dan tak banyak dikenal. Setelah bertanya pada warga yang biasa berprofesi sebagai pencari kayu bakar atau penyadap getah pohon pinus. setelah berjalan menyusuri jalan setapak dan menanjak kami berdua pun sampai di sebuah bukit kecil bersemak belukar dan ditumbuhi pohon pinus.
Setelah berada di puncak bukit tersebut kami tak menemukan apa-apa, tapi ternyata setelah beberapa detik kemudian kami baru tersadar bahwa tanah yang kami pijak adalah bagian atas benteng yang kami cari. Ternyata bukit kecil tersebut adalah Gunung Puteri. Bagian atas benteng tersebut telah tertutupi oleh timbunan tanah,ditumbuhi ilalang dan semak belukar. Kondisi benteng tersebut bisa dikatakan 60 % masih utuh, tapi karena tak ada perhatian dari pemerintah terhadap situs bersejarah tersebut banyak besi-besi rangka beton yang dijarah dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.
Bentuk benteng tersebut kami tak bisa memastikan seperti apa, dikarekan banyak bagian atas benteng yang tertimbun tanah. Bagian dalam benteng banyak terdapat ruangan dan cerobong yang sepertinya berfungsi sebagai fentilasi udara.
Menurut beberapa sumber yang saya baca, benteng ini dibangun sekitar tahun 1913-1917 pada masa Perang Dunia I. Adapun dilihat dari bentuknya benteng ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan persenjataan dan perlengkapan. Benteng ini sering juga disebut Benteng Jayagiri.
Saya jadi ingat pada tayangan sebuah televisi swasta beberapa tahun lalu yang meliput sebuah benteng di Malaysia peninggalan kolonial Inggris. Benteng tersebut sangat kecil tapi cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ehmm, saya jadi sedikit iri kenapa peninggalan sejarah di bangsa kita yang sangat banyak dan unik ini tak cukup menjadi potensi minimal potensi wisata. Artefak-artefak sejarah kita semoga tak hancur begitu saja tanpa jejak. Bukankah Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai sejarah serta peninggalannya.
Dengan sedikit informasi yang saya dapat tersebut. Saya dan saudara saya (Derry a.k.a Ujang Endey) mencoba mengunjungi salah satu benteng peninggalan Belanda yang terdapat di Gunung Puteri, Lembang. Pagi hari kami mulai perjalanan dari Bandung menuju lembang menggunakan motor, sesampainya di pasar lembang, motor di titipkan di rumah nenek . Lalu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju daerah Gunung Puteri via jayagiri. Jayagiri sendiri adalah sebuah Wanawisata alam yang cukup poluler sebagai tempat hiking/trekking atau hanya jalan-jalan mengihirup udara segar pegunungan,dengan cukup membayar tiket masuk Rp.4000 kita sudah bisa menikmtai pemandangan sekitar lembang yang indah. Sebenarnya untuk menuju Benteng Gunung puteri selain melalui daerah jagiri bisa pula melalui daerah jalan Gunung puteri (jalan sebelum ke Cikole).
Untuk menuju benteng tersebut kami harus banyak bertanya, karena benteng tersebut berada di Puncak Gunung Puteri yang tempatnya cukup terpencil dan tak banyak dikenal. Setelah bertanya pada warga yang biasa berprofesi sebagai pencari kayu bakar atau penyadap getah pohon pinus. setelah berjalan menyusuri jalan setapak dan menanjak kami berdua pun sampai di sebuah bukit kecil bersemak belukar dan ditumbuhi pohon pinus.
Setelah berada di puncak bukit tersebut kami tak menemukan apa-apa, tapi ternyata setelah beberapa detik kemudian kami baru tersadar bahwa tanah yang kami pijak adalah bagian atas benteng yang kami cari. Ternyata bukit kecil tersebut adalah Gunung Puteri. Bagian atas benteng tersebut telah tertutupi oleh timbunan tanah,ditumbuhi ilalang dan semak belukar. Kondisi benteng tersebut bisa dikatakan 60 % masih utuh, tapi karena tak ada perhatian dari pemerintah terhadap situs bersejarah tersebut banyak besi-besi rangka beton yang dijarah dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.
Bentuk benteng tersebut kami tak bisa memastikan seperti apa, dikarekan banyak bagian atas benteng yang tertimbun tanah. Bagian dalam benteng banyak terdapat ruangan dan cerobong yang sepertinya berfungsi sebagai fentilasi udara.
Menurut beberapa sumber yang saya baca, benteng ini dibangun sekitar tahun 1913-1917 pada masa Perang Dunia I. Adapun dilihat dari bentuknya benteng ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan persenjataan dan perlengkapan. Benteng ini sering juga disebut Benteng Jayagiri.
Saya jadi ingat pada tayangan sebuah televisi swasta beberapa tahun lalu yang meliput sebuah benteng di Malaysia peninggalan kolonial Inggris. Benteng tersebut sangat kecil tapi cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ehmm, saya jadi sedikit iri kenapa peninggalan sejarah di bangsa kita yang sangat banyak dan unik ini tak cukup menjadi potensi minimal potensi wisata. Artefak-artefak sejarah kita semoga tak hancur begitu saja tanpa jejak. Bukankah Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai sejarah serta peninggalannya.
***
Foto-foto Benteng Belanda Gunung Puteri, jayagiri Lembang
Gerbang masuk |
Jendela |
Bagian atas benteng |
Bagian dalam |
Bagian luar |
ventilasi |
Ventilasi |
Terima kasih
-opik-
Bandung, 2010
tags : benteng gunung puteri lembang, jayagiri, benteng belanda, benteng pertahanan, rute ke benteng, angkot ke benteng, akses ke benteng jayagiri, heritage, bandoeng
wow ternyata di gunung putri juga ada peningglan benteng belanda juga ya? saya pikir buat kemping saja
BalasHapuskeren ya
BalasHapusMenarik bole dishare
BalasHapus