Kamis, 25 Oktober 2012

Catatan Perjalanan: Bersama, Bahagia dan Ceria di Talaga Bodas, Garut





Setelah cukup lama saya menunggu dan sedikit memendam rasa untuk berkunjung ke Talaga Bodas, Garut (halah, lebay). Dan. Yess, akhirnya pada tgl 20-21 oktober yang lalu (sabtu dan Minggu) kesampaian juga saya menjejakkan kaki di secuil surga yang tersembunyi di pelosok kota dodol dan domba itu. Sabtu pagi yang cukup cerah, menandai keberangkatan saya dan beberapa orang teman yang biasa bertualang dan ngukur jalan bersama. Yang ikut saat itu berjumah 11 orang dan ditambah 3 orang yang duluan memakai motor. Starting point keberangkatan kami mulai dari Surapati core di bilangan jalan suci Bandung. Untuk mencapai Garut, kami ber-11 mencarter elf sampe pasar Wanaraja. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai wanaraja, karena biasa bila weekend tiba si komo suka lewat sembarangan jadi suka macet. 


Singkat cerita, kami pun sampai di wanaraja, tepatnya di Masjid Besar wanaraja. Kami tiba di sana sekitar jam 1 siang. Sekitar jam 2 siang setelah sholat dan mengganjal perut, perjalanan dengan jalan kaki pun di mulai, lets go. Karena perjalalan ini bersifat ekspedisi tanpa survey dan tanpa guide (jadi kami sok tahu aja jalan) kami harus banyak nanya deh sana-sini sama orang yang lewat, ada tukang becak, tukang jait, tukang es cendol, tukang cilok hingga tukang pijat refleksi kami tanyai dan dari semua informasi berharga tersebut, kami jadi tahu bahwa Talaga Bodas adalah sebuah Telaga yang ada di Garut (*Gubrag). 

Trekking pun dimulai dengan senang hati dan riang gembira, kami ber-11 berjalan beriringan sambil bergandeng tangan dan berangkulan sembari bernyanyi "naik..naik ke puncak gunung...tinggi-tinggi sekali". Jalan yang kami lewati treknya cukup bagus, karea jalan tersebut merupakan jalan perkampungan biasa, ya sedikit bolong di sana-sini wajar sama kaya di Bandung. Setelah berjalan sekitar 30 menit lebih 25 detik, kami mendapat tumpangan mobil bak terbuka, horeyy..horeyy. Tuk info aja buat kamu, kamu,.hehe. Wajar aja dapet tumpangan karena tim kita ini ada yang suka numpang saat jalan-jalan alias Hitchike/Hitching, mereka dari Jakarta yaitu mba ibet, novri dan titin, cewe-cewe nekad ini dari jakarta ke Bandung pas malemnya numpang juga dari tol di Jakarta sampe ke tol pasteur Bandung dan katanya dapet tumpangan mobil mewah pula (mau nyobain?). Kembali ke cerita, kami dapet tumpangan mobil bak tersebut ga sampai Talaga tapi hanya sampe pertigaan desa, mobilnya ga searah sama tujuan kami, yo wiss matur nuwun ya om supir. Udah turun dari mobil, kami jalan kaki lagi dong, dan insting numpang kami bertambah, setiap ada truk atau mobil bak kami seperti mencium bau sate ayam yang menggoda. Dan benar aja dong, ga lama kami jalan, ada lagi truk kosong yang melintas dan kami naek lagi deh..dasar anak-anak kota yang udik..hehe. 2 tumpangan tadi cukup menghemat waktu dan tenaga kami, sebab musabab kalo kami jalan kaki full dari Wanaraja sampe Talaga butuh waktu sekitar 8 jam dengan jarak mencapai 20 km aja, gempor dan cukup membuat betis membesar 5 inci kayanya.

Sekitar 3 jam perjalanan, kami pun belum sampe juga di tujuan kami, untuk menetralisir pikiran, tubuh, kaki dan otak, ditengah jalan (eh salah pinggir jalan) kami bersulang minum, eitss jangan salah kami bukan minum alkohol 70% ya, tapi Es Cingcau 100% yang murah dan seger, cuman 2000 rupiah dan gratis pula (secara ditraktir opa tercinta..hehe). Sambil minum Cingcau ijo yang seger di sore hari bersemilir angin *halah, kami bisa liat juga Gunung Sadahurip yang menjulang kaya piramid, ya gunung tersebut rame di omongin beberapa bulan yang lalu karena ada kelompok yang meneliti dan meng-klaim bahwa di dalemnya ada Piramid, bener atau ga, hanya Tuhan, dia, kau dan Gunung itu yang tahu.

Perjalanan ceria ini sepertinya banyak sekali rest area-nya, jalan-capek-break-jalan-capek-break, kalo ga, jalan-becanda-ketawa-capek, jalan-becanda-capek. Ya itulah kebersamaan dalam perjalanan, ga harus selalu serius biar awet muda dan tambah ganteng..hehe.  Seusai minum cingcau, kami jalan kaki lagi, dan Talaga masih jauh di balik gunung dan entah kami akan sampai jam berapa. Beruntung memang kami, truk dengan anggunnya melaju dan sudah bisa ditebak, insting Hicthing para Hitchiker dari Jakarta teruji, kami kembali menumpang dan lumayan cukup menghemat waktu, walaupun tidak sampai Talaga. Suasana yang semula berada di perkampungan, kini semakin ke atas menjadi sangat sepi yang terlihat cuman lembah, bukit, dan gunung yang indah, wow banget deh. Maghrib ternyata telah tiba untuk Indonesia bagian barat dan kami belum sampe juga di Talaga, gelap juga menyusul dan dingin menusuk tulang disertai angin malam yang berhembus semilir, *beuh mulai sok puitis deh. Di gelapnya malam, kami masih bisa bercanda dan ketawa, ya nikmatnya perjalanan ini, ga sepi sendiri, tapi bukanya kami ga menikati kesunyian alam, ya sesekali kami mencoba berkontemplasi merenungi hidup dan bersyukur atas karunia Tuhan *mulai sok lagi..hehe.

Dan, akhirnya, teret..teret. Alhamdulillah ya sesuatu banget, kalo kata syahrini. Kami sampe Talaga Bodas. Perjuangan 6 jam di jalan membuat kami terharu dan saling berpelukan sambil meneteskan air mata tanda sedih seperti sinema di FTV sctv. Tapi keindahan talaga belum bisa kami nikmati saat malam itu, ya tidak apa-apa masih ada esok pagi, iya kan iya-dong??

Tak lama, kami pun membuka tenda, setelah tenda terpasang, ya masak-masak ala chef master di rcti, ada chef handal siap masak yang enak-enak, amin (kok amin). Prosesi masak bersama yang berlangsung khidmat dan syahdu pun selesai, dengan menu makan malam yaitu : Tumis Buncis sosis baso Talaga, sarden Talaga dan Mie Talaga, ya semua menu pake nama Talaga biar otentik dan maknyus kata om Bondan Prakoso, *apa itu otentik dan bukannya bondan prakoso itu pemain band. Makan bersama pun dimulai, dan hanya butuh waktu sekitar 30 menit masakan ludes dan alhamdulilah banget cukup kenyang (padahal saya masih laper). Seusai makan, kami mencoba menghangatkan suasana dengan bernyayi di temani cahaya api unggun dengan diiringi lagu-lagu galau dari om Gustaf. Ga tau deh kami harusnya ceria tapi kok nyanyi lagu-lagu galau, apa karena kebanyakan dari kami adalah spesies jomblo (maaf curhat..ckckck). Kebersamaa yang indah bersama teman-teman dan mungkin akan menjadi kenangan yang indah pula untuk diceritakan pada anak, cucu dan cicit kami nanti.

Keesokannya.

Hari minggu yang indah, kenapa? Karena kami bisa menyaksikan indahnya Talaga Bodas yang keren, wow banget. Kabut tipis yang menghiasi Talaga menambah sedikit nuansa mistis tapi wow. Menuju siang, keindahan Talaga bertambah Wow. Dan mari kita semua bilang : "Jadi gua harus bilang wow gitu"..hehe.

Sesi masak-masak pagi pun kembali dimulai, dan menu masakan yang kami buat adalah Nasi Goreng Talaga ditambah toping sosis dan baso dengan alas makannya adalah plastik sampah yang membuat cita rasa berbeda dan membuat gurih, mari kita bilang sama-sama "wow". .hehe, (*sumpah geje). Seusai makan-makan, kegiatan selanjutnya acara bebas tuk mengeksplorasi dan sesi narsis yang sangat di wajibkan hukumnya oleh MUI wilayah Talaga. Seusai narsis yang wajib hukumnya, kami berjalan berkeliling ke sekitar Talaga. Di salah satu sisi ada beberapa kolam air panas tempat berendam tapi sayang seribu sayang kondisinya cukup tidak terpelihara dengan baik dan benar. Malah ada kolor-kolor alias celana dalam yang berserakan di sekitar kolam, jorok banget ya. Saya kira itu bukan orang Indonesia tapi alien yang sedang berwisata di Talaga dan meninggalkan jejak, mungkin. 

Hari mulai siang, dan keindahan Talaga mewarnai detik-detik kebersamaan dan keceriaan kami di sana. sayang seribu sayang waktu kami hanya sebentar, kami harus pergi meninggalkan Talaga, secuil surga di pelosok Garut. Setelah berkemas, kami pamitan pada Talaga dan cipika-cipiki. Setelah pamitan, kami pun bergegas meninggalkkan Talaga dengan berat hati dan berat ransel yang berisi tenda. Oh Talaga Bodas sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Semoga kami dapat kembali berkunjung..amiin.

***

6 komentar:

  1. disetiap kelelahan yg menyertai psti ada titik point yg mmbuat rasa lelah itu hilang seolah tidk ada..keindahan adalh bonus dan kebersamaan adlh "ssuatu" ^^..

    BalasHapus
  2. wah..keren viewnya...

    btw, gmn cara bikin template blog kaya punya mas y?? bagus euy.. template blogku standar bnget..hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih..

      template gambar di atas (header)?..tinggal upload aja foto/gambar yg bagus ke header di tata letak :)

      Hapus
  3. wah, saya sendiri orang Garut belum pernah kesampean ke talaga bodas,hiks...dulu ngajakin temen2 tapi pada ragu cz susah kendaraan umum dan treknya sulit, kata mereka...yah sudahlah, saya pun ga jadi mulu ke sana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kendaraan umum emang ga ada, tp masih bisa jalan kaki/naik motor n kalo ada uang bisa nyarter angkot.

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar