Kamis, 29 November 2012

Catatan Perjalanan: Menggapai Puncak Tanah Jawa. Bagian 1

"Bintang gemintang bersinar genit hiasi temaramnya langit, berteman embun yang datang lebih awal. Bersama derap langkah anak manusia dan alam yang menyatu mengharu biru. Semburat jingga mulai menyapa di sisi cakrawala membentang indah bersama gumpalan awan. Hembusan nafas berlomba bersama jantung pepompa darah, kaki-kaki kolektif nan lincah berjuang bersama menuju sebuah singgasana para dewa





Mendadak dan spontan, mungkin itulah sedikit gambaran awal perjalanan saya bersama 5 orang teman lainnya pada medio november ini. Tanpa persiapan yang matang dan pun finansial yang tipis, saya agaknya sedikit nekat untuk melakukan perjalanan ini, perjalanan 10 hari menuju tanah jawa timur. Tujuan utama kami yaitu mendaki Gunung Semeru. Dengan Puncak Gunungnya yang mencapai ketinggian sekitar 3.676 Meter di atas permukaan laut, yang menjadikan Mahameru untuk sebutan puncak Semeru sebagai puncak tertinggi di tanah jawa. Gunung Semeru sendiri masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di daerah Lumajang Jawa Timur. Dan opsi objek pun bertambah secara mendadak pula menuju Pulau Sempu Malang.

Hari keberangkatan pun tiba, minggu malam tepatnya pada tanggal 11 November. Bertolak dari Stasiun Kiaracondong Bandung, kami menumpang kereta api ekonomi AC Kahuripan menuju Stasiun Kediri. Kereta yang kami tumpangi memang berjenis ekonomi tapi ada satu gerbong yang dipasangi AC, tiketnya pun cukup mahal untuk ukuran saya, bedanya hampir 100 ribu. Ya, terpaksa kami membeli tiket tersebut karena kuota tiket ekonomi biasa sudah ludes habis terjual. Perjalanan dalam kereta selama 18 jam harus kami lalui dalam gerbong kereta yang seakan seperti kamar tidur sementara. Perjalanan berkereta jarak jauh bisa dikatakan cukup mengasyikan sekaligus membosankan. Mengasyikan karena kita bisa berbaur dengan penumpang lain, bertukar cerita dan pengalaman, menikmati pemandangan alam yang dilalui kereta. Dan sekaligus membosankan, ya karena perjalanan darat yang kami lewati cukup panjang.

Singkat cerita, keesokan harinya sekitar pukul 11.30 kami pun sampai di Stasiun Kediri dan rencanya kami langsung akan bertolak menuju Malang, tapi apalah daya, tiket ekonomi Panataran jurusan Kediri-Malang ludes habis terjual. Kami pun sempatkan diri sejenak untuk bergegas menuju daerah kota mencari alternatif angkutan yaitu bus, dan sialnya lagi bus yang kami tunggu-tunggu bahkan hingga petang tak kunjung tiba, karena menurut informasi bus Puspa Indah jurusan Malang terhadang Demonstrasi. Terpaksa kami pun bermalam di Kediri, selain ketidakberuntungan, keberuntungan pun menghampiri, kami dapat bermalam dan tidur di rumah pemilik warung makan di bilangan Halte Hasanudin Kediri. Namanya pemilik warung tersebut Bu Wungsu, orang Garut yang hijrah ke Kediri, makasih bu.

Perjalanan menuju puncak tertinggi tanah jawa pun belum sepenuhnya dimulai. Subuh, sekitar pukul 04.00, bergegas kami mencari kembali bus menuju malang dan beruntung tak lama bus melaju di hadapan. Sesampainya di Malang, lanjut perjalanan dengan angkot menuju Pasar Tumpang dan dilanjut dengan menumpang jeep menuju pos awal dan perijinan pendakian di Ranu Pane. Urusan administrasi dan perijinan selesai dan perjalanan yang sesungguhnya baru dimulai, lets go.

Perjalanan mendaki kami mulai sekitar siang hari, seusai makan siang dan sembahyang. Saat hari yang sama pula, ternyata pendakian cukup ramai oleh pendaki independen lain dan organisasi pencinta alam lain, mungkin karena adanya kalender libur panjang. Kami pun bertemu dan mendaki bersama dengan teman-teman baru dari jogja dan jakarta, ya itulah kegiatan naik gunung, ibarat sesama pendaki adalah teman.



Jalur awal yang harus kami lalui cukup menanjak dan jalurnya cukup jelas karena banyak rambu dan petunjuk jalan, selain itu di awal-awal jalannya sudah di semen. Pemandangan yang kami temui sepanjang perjalanan cukup bervariasi dari hamparan kebun warga, hutan hujan yang masih lebat, binatang penghuni hutan seperti lutung dan bajing. Untuk sampai di Puncak Semeru, dibutuhkan waku standar sekitar 2 hari, karena di beberapa titik harus bermalam untuk menghemat dan mengumpulkan tenaga. Titik pertama yang harus kami tuju adalah Ranu Kumbolo, sebuah danau yang berada di ketinggian 2.400 Meter diatas permukaan laut (Mdpl), yang menjadikannya sebagai danau tertinggi di pulau Jawa. Dari pos Ranu Pane, kami harus melewati 4 pos dengan waktu tempuh sekitar 6 jam.

Kami sampai di Ranu kumbolo sekitar pukul 19.00, hari yang sudah gelap membuat kami tak dapat langsung menikmati keindahan danau tertinggi tersebut. Tubuh yang cukup lelah dan cacing yang sudah meronta memaksa kami untuk cepat-cepat membuka tenda dan membuka bahan perbekalan untuk segera dimasak. Kegiatan mask-memasak di alam memang cukup mengasyikan dan menyenangkan, peralatan yang sederhana dan bahan makanan yang kadang seadanya membuat kita harus berpikir kreatif untuk membuat hidangan yang cepat saji tapi nikmat.

Berteman asa bersama danau yang sunyi berselimut kabut. Di temani binatang malam yang mulai bersajak dan desiran angin berhembus, membuai angan serta mimpi esok hari menggapai sebuah harapan. 



Bandung, 29 November 2012

-opik-

2 komentar:

  1. Melihat Photo pendaki Dan Puncak Gunung, Saya Acungkan 2 kepada hobi pendaki gunung karena saya tahu menaklukan gunung itu tak semudah berjalan menaiki tangga tapi banyak sekali rintangan dan medan yang keras. (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, mendaki gunung seperti kehidupan. ada banyak lika-liku yg harus dilalui :).

      terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar