Selasa, 06 Desember 2011

Trekking Curug Lalay dan Curug Panganten

Ada berapa jumlah Curug (Air terjun) yang ada di kawasan Bandung dan sekitarnya (Kota Bandung, Kab.Bandung, Kab.Bandung Barat dan Cimahi). Ehmm, jawabannya yang pasti banyak banget :).. Susah banget ngitungnya. Dari Curug yang jadi objek wisata sampai curug alami yang jarang banget dikunjungi orang.

Salah satu curug yang bisa dikatakan jarang dikunjungi karena akses jalan serta informasi yang kurang mengenai curug tersebut adalah Curug lalay, Curug tersebut tersembunyi diantara lembah di pelosok yang cukup terpencil. Akses menuju curug pun bisa dikatakan sangat sulit ditambah tidak adanya arah petunjuk jalan. Hampir dari setengah perjalanan tuk menuju curug adalah menyusuri sungai (Sungai Cimahi), sisanya melipir sisi sungai dan menembus semak belukar. Curug Lalay masuk ke daerah Desa Bonggol, daerah Ciuyah, Cimahi Utara yang berbatasan dengan Cisarua (Kab.Bandung barat).

Petani yang sedang beraktivitas, background Gunung Burangrang



Untuk menuju curug lalay yang paling mudah dapat dijangkau dari Cimahi. Dari alun-alun kota Cimahi (Masjid Agung Cimahi) kita tinggal berjalan kaki menuju Terminal Pasar Atas dan dilanjutkan menumpang angkot berwarna kuning jurusan Ciuyah-Pasar Atas. Selanjutnya kita turun sebelum di kantor lurah Ciuyah, Citeureup, Cimahi Utara dengan ongkos Rp.2500. Dari sana, kita akan melewati jalan setapak yang di sisi kiri-kanannya adalah persawahan dan kebun sayuran. Kita ikuti saja jalan setapak tersebut hingga kita menemukan aliran sungai dan pintu air.

Anak-anak yang sedang bermain air dan akan meloncat dari atas

Selanjutya kita tinggal mengikuti aliran ke hulu sungai tersebut (berlawanan arah dengan arus air) sampai mentok ke Curug Lalay. Dari pintu air tersebut hingga sampai ke Curug lalay memakan waktu sekitar 1,5 jam lebih. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, trek yang dilalui kebanyakan menyusuri sungai karena sangat sangat jarang jalan setapak (jarang ada yang membuka jalan setapak). Di sana kita akan berjalan diantara lembah hijau dan tebing-tebing, di tengah perjalanan kita pun akan melewati sekitar 5 curug yang berada di sisi tebing. Jangan terkecoh dengan curug-curug tersebut karena curug tersebut bukanlah Curug lalay yang dimaksud melainkan curug tak bernama, tapi cukup indah.

ada curug (entah apa namanya)

Susur sungai

Dalam perjalanan yang cukup berbasah-basahan ini, kita pun akan melewati kebun-kebun pohon pisang yang ditanam di tanah yang miring untuk diambil daunnya. Semakin ke hulu dan mendekati Curug lalay, arus sungai yang kita lewati semakin deras membentuk jeram-jeram kecil. Suasana alam yang sunyi nan sepi mungkin akan membuat kita merasa damai ataupun sebaliknya takut atau keueung. Makin mendekati curug, trek yang dilalui semakin sulit, kita harus sering menyebrangi jeram-jeram yang menjadi "rintangan" dan meloncat ke batu-batu. Cerukan-cerukan di dinding tebing yang menjorok ke dalam akan menyapa kita, disertai aroma kotoran kelelawar yang semakin menyengat dan itu menandakan curug lalay sudah di pelupuk mata.

 
Curug lalay


Curu Lalay memiliki ketinggian jatuhan air sekitar 15 meter dengan lebar sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter. Di sisi kiri curug terdapat sebuah cerukan yang menyerupai gua, di atas dindingnya terdapat ribuan kelelawar yang bersarang, mungkin itulah sebabnya curug ini dinamakan curug lalay yang berasal dari bahasa sunda "lalay" yang berarti Kelelawar. Bau kotoran sangat terasa menyengat di sana. untuk mengatispasi bau dan kotorasn yang jatuh sebaiknya kita membawa masker penutup hidung serta payung untuk menghindari "hadiah" yang jatuh dikarenakan ribuan kelelawar tersebut beterbangan di atas kepala kita. Warga sekitar biasanya membawa senapan angin (bedil) tuk berburu kelelawar di sini, dagingnya selain dikonsumsi bisa pula sebagai obat.

Untuk jalan pulang, trek yang dilalui masih sama seperti saat pergi, karen telah disebutkan sebelumnya Curug lalay mentok diantar tebing-tebing. bagi yang ingin berkunjung/berpetualang ke Curug lalay sebaiknya mempersiapkan bebrapa hal seperti : membawa jas hujan, memakai sandal gunung yang tidak licin, memkai celana panjang, membawa payung, membawa masker dan memakai pakaian lengan panjang. Dan yang paling utama adalah saat perjalanan dalam kondisi fit serta memperhatikan faktor keselamatan sepanjngan perjalanan.

***

Curug Panganten

Sedangkan tuk menuju Curug Panganten dari Curug lalay jalan yang dilalui masih sama, selain menyusuri sungai, kita juga harus mendaki tebing yang cukup curam dengan sudut kemiringan sekitar 60-81,5 derajat. Jalan tebing tersebut adalah jalan untuk memotong untuk menyingkat perjalanan menuju curug Panganten. Namun bila kita ingin jalan yang lebih aman, lebih baik kita kembali ke start awal saat kita turun angkot (kantor lurah Ciuyah) dan dari sana kita naik angkot yang sama (jurusan Ciuyah-Pasar Atas) menuju ke arah Cisarua. Mintalah kepada sang supir tuk menurunkan kita berhenti di tempat yang langsung menuju Curug Panganten.

Jalan menuju Curug Panganten lebih bersahabat dan cukup nyaman serta aman, setelah melewati kebun-kebun sayuran, jalan yang akan kita lewati berganti menjadi jalan di sisi sungai yang telah disemen. Kita ikuti saja aliran ke arah hulu sungai (berlawanan arah air) hingga akhirnya kita akan sampai di saung-saung serta gerbang kayu, dan itu menandakan kita sudah berada  di kawasan Curug Panganten. Di sana kita bisa menyaksikan 2 buah curug yang cukup tinggi jatuh mengalir dari tebing hijau nan yang, sungguh indah. Nama Curug Panganten sendiri diambil dari kata "Penganten" yang berarti Pengantin, konon karena sebuah peristiwa yang menjadi kepercayaan masyarakat disini, sepasang penganten mati bunuh diri dengan terjun atau versi lain hanyut oleh arus curug yang deras, maka curug ini dinamakan Curug Panganten. Wallohualam.

Curug Panganten


Dari gerbang kayu tersebut kita tinggal berjalan menuruni anak tangga dengan waktu tempuhsekitar 10 menit. Untuk masuk curug tersebut tidak dipungut biaya karena sepertinya tidak ada yang mengelola. Ketinggian curug tersebut sekitar 30 meter, dengan lebar sekitar 4 meter. Seperti Curug Lalay, Curug Panganten pun berada di antara tebing cadas. Aliran sungai yang mengalir di Curug Panganten masih sama dengan Curug Panganten yaitu sungai Cimahi. Sungai Cimahi sendiri mempunyai hulu di Situ Lembang, kaki Gunung Burangrang. Di sepanjang aliran sungai selain terdapat Curug Panganten dan lalay, terdapat pula beberapa Curug yang indah diantaranya : Curug Putri Layung, Curug Tilu, Curug Cimahi dan Curug Bugbrug.

Kawan alangkah indahnya alam kita ini, tetap lestari alamku ini. Semoga bermanfaat.
Terima kasih.

foto  jepretan sendiri (opakopik)

Baca pula tentang curug lainnya :

1 komentar:

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar