Sabtu, 23 April 2011

Jalan-jalan Ke Museum Kota Bandung

Saat mendengar kata museum apa yang ada dibenak kita? Mungkin sebagian dari kita berasumsi bahwa museum adalah tempat yang membosankan dan hanya menyimpan benda benda ataupun koleksi koleksi kuno. Nah, untuk membuat asumsi dan pemikiran itu sedikit berubah, maka saya ingin sedikit berbagi cerita jalan-jalan santai dari museum ke museum dan sedikit lebih mengenal sejarah kota Bandung dan ternyata asyik juga lho, ga percaya..? he

Ada 4 museum di kota Bandung yang akan kita dikunjungi yaitu,Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Geologi dan Museum PT.Pos Indonesia. Karena jarak antar museum tersebut tidak terlalu jauh bila dilewati dengan berjalan kaki.

Start awal kita mulai saja dari patok titik nol kilometer Bandung yang sangat bersejarah karena termasuk tempat awal mula pembangunan dan berdirinya kota bandung ini.

Saat penjajahan Belanda dulu, gubernur jendral Hindia Belanda Herman Willem Daendels yang sedang membangun jalan raya pos (Groote postweg) yang bermula dari Anyer sampai ke Panarukan. Jalan raya pos (Groote postweg) di Bandung melintasi daerah yang sekarang menjadi jalan asia frika (daerah alun alun bandung). Tak jauh dari situ, dibangun pula sebuah jembatan diatas sungai Ci kapundung, saat peresmian jembatan tersebut daendels dan bupati R.A Wiranatakusumah II (pendiri kota bandung) berjalan kearah timur sampai ke suatu titik dan saat itu konon deandels menancapkan tongkatnya ke tanah sembari berkata, "zorg da als ik terug kom hier oen staad is gebouwd" yang kurang lebih berarti, "oba, usahakan bila aku kembali,ditempat ini telah dibangun sebuah kota". Tak lama dari peristiwa itu sekitar tahun 1810 diterbitkanlah sebuah surat dari pemerintah yang isinya meminta pemindahan lokasi ibukota kabupaten bandung dari krapyak (daerah dayeuh kolot sekarang) ke sisi jalan raya pos (sekarang pendopo bandung).

Nah tempat saat daendels menancapkan tongkatnya tersebut sekarang dijadikan patok titik nol kilometernya Bandung. Lalu selain patok disimpan pula di belakang titik nol km stum “jadul” sebagai pelengkap, ada pun tulisan dipatok tersebut PDL 18 dan CLN 18 yaitu berarti jarak nol km ke Padalarang 18 km dan jarak nol km ke cileunyi 18km.  Tak jauh dari titk nol KM terdapat museum pertama yang akan sedikit kita bahas.

Museum Konferensi Asia Afrika


Museum konferensi asia afrika berada di area Gedung Merdeka, konferensi asia afrika diselenggarakan dibandung tanggal 18 april-24april 1955 di Gedung Merdeka,konferensi tersebut sukses besar dan menghasilkan Dasasila Bandung yang menjadi pedoman bagi bangsa bangsa terjajah di Asia dan Afrika tuk berjuang memperoleh kemerdekaannya. Konferensi tersebut pun menjadi sebuah “spirit” yang biasa disebut dengan “spirit Bandung”. Hmm, kita patut berbangga sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang saat itu baru merdeka dapat memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain.

suasana saat KAA


Monumen Dasasila bandung terdapat di depan hotel savoy homann, yang merupakan hotel tempat menginap para delegasi dari Negara diasia afrika yang ikut dalam KAA. Sedangkan para peliput atau wartawan yang meliput jalannya KAA banyak menginap di hotel Swarha dekat mesjid agung Bandung. Museum KAA diresmikan pada tanggal 24 april 1980 oleh presiden Soeharto sebagai puncak dari peringatan 25 tahun KAA saat itu. Di dalam museum kita dapat melihat foto foto saat jalannya KAA, diorama Presiden Soekarno yang sedang berpidato, profil profil dan delegasi dari Negara yang mengikuti jalannya KAA. Serta banyak lagi koleksi-koleksi lain seperti kamera, mesin ketik, funiture dll.

Museum KAA


Selain itu kita pun bisa masuk kedalam ruang yang dahulu digunakan sebagai tempat konferensi,disana terdapat jajaran bendera dari Negara Negara yang ikut berpartisipasi dalam jalannya KAA serta ada sebuah gong perdamaian. Sebelum menjadi museum seperti sekarang ini, saat masa kolonial Belanda gedung merdeka adalah tempat para preangers planters (pemilik perkebunan teh dipriangan) atau para bangsawan belanda yang menghabiskan waktu tuk berpesta atau berkumpul di gedung tersebut yang dahulu bernama societiet concordia.

Saat ini gedung merdeka terbagi ke dalam 2 bangunan yang berkarakter berbeda,gedung yang mengahadap kearah jalan asia afrika adalah bekas tempat pertunjukkan (shouwburg) hasil rancangan Wolff.Schoemaker sekitar tahun 1920-an sedangkan yang disebelah timur melengkung ke sisi jalan braga hasik rancangan A.F Aalbers pada tahun 1940 dengan gaya art deco.Dahulu gedung tersebut hanya diperuntukkan tuk bangsawan belanda dan tidak diperbolehkan orang pribumi tuk masuk bahkan ada sebuah peringatan yang bertuliskan “Anjing dan pribumi dilarang masuk” (kejam bener dan ga punya perasaan banget tuh para penjajah nyamain orang pribumi dengan anjing)Dan sekarang seluruh bagian gedung merdeka tersebut termasuk kedalam Museum KAA.

Nah saat ini kita patut bersyukur karena sudah berada dijaman merdeka dan dapat masuk kegedung tersebut maka hargailah peninggalan sejarah itu dengan tidak mengotori ataupun melakukan aksi “vandalisme” .
Setelah dari museum KAA,jalur yang akan dilewati adalah jalan braga yang cukup bersejarah dan masih banyak pula bangunan peninggalan Kolonial yang masih tersisa. Dahulu saat masa kolonial jalan tersebut sempat pula bernama pedatiweg karena banyak pedati pedati yang melewati jalan tersebut.Ada beberapa pendapat tentang asal usul nama braga sendiri seperti di ambil dari bahasa sunda “ngabaraga” lalu ada pula yang berpendapat karena saat itu dikawasan tersebut ada sebuah tonil (kelompok drama/teater) yang bernama “tonil braga”.

Dari jalan braga berbelok kejalan kejaksaan lalu masuk kejalan telefon dan keluar dijalan lembong.Museum yang kedua berada dijalan lembong,museum tersebut adalah Museum mandala wangsit siliwangi.

Museum Mandala Wangsit Siliwangi


Museum tersebut merupakan museum sejarah perjuangan masyarakat jawa barat khususnya TNI angkatan darat kodam siliwangi.Di museum tersebut terdapat berbagai benda benda bersejarah yang digunakan sebagai senjata saat perjuangan dulu seperti tombak,panah,pedang,bambu runcing,keris,kujang sampai panser,meriam bahkan kendaraan lapis baja,selain itu terdapat pula koleksi foto dan lukisan para pejuang,diorama perang gerilya serta baju baju yang dipakai saat berperang dan masih banyak lagi koleksi lainnya.

Museum yang mempunyai 2 lantai tersebut diresmikan pertama kali pada tgl 23 mei 1966 oleh panglima divisi siliwangi ke 8 yaitu kolonel Ibrahim adjie dan pada tahun 1979 dibangunlah bangunan lantai 2 yang diresmikan oleh panglima siliwangi ke 15 Mayjen yoga sugama pada tanggal 10 november 1980.Sebelum menjadi museum bangunan tersebut merupakan tempat tinggal perwira belanda yang dibangun sekitar tahun 1910-1915 dengan gaya arsitektur late romantismc.Nama mandala wangsit merupakan arti dari sebuah tempat untuk menyimpan amanat,petuah atau nasihat,sedangkan nama siliwangi seperti yang kita tahu adalah sorang pendiri dan raja kerajaan padjadjaran yang sangat terkenal didaerah jawa barat serta konon seorang raja yang arif dan bijaksana.

Nama dari jalan lembong sendiri diambil dari nama letkol lembong yang merupakan salah satu prajurit siliwangi dan menjadi korban dalam peristiwa Kudeta angkatan perang ratu adil,sebelum bernama jalan lembong saat dulu bernama Oude Hospitaalweg.

Setelah dari museum mandala wangsit siliwangi,perjalanan dilanjutkan menuju museum selanjutnya yang cukup jauh dan melewati beberapa bangunan/tempat yang cukup mempunyai arti sejarah seperti SMP 2 bandung yang mana bangunannya merupakan peninggalan masa kolonial dan bangunan yang unik karena memiliki 2 menara lalu SMAN 5 dan 3 yang bekas bangunan kolonial juga yang cukup besar dengan banyak jendela besar lalu taman lalu lintas yang dahulu bernama insulindepark dan gedung sabau yang diambil dari penamaan ukuran tanah dalam bahasa sunda “sabau” atau Bau adalah satuan ukuran luas tanah 7.096 m2 atau 500 tombak persegi serta melewati gedung Jaarbeurs atau saat dulu merupakan bursa dagang tahunan (kalo sekarang seperti jakarta fair).

Setelah berjalan cukup jauh kita bisa beristirahat sejenak disekitar taman maluku atau saat jaman kolonial disebut Molukkenpark (sejak tahun 1950-an disebut Taman Maluku), yang dibangun pada tahun 1919. Di depan taman maluku terdapat Gor saparua yang merupakan tempat peninggalan belanda pula, saat sekitar tahun 1995-2000 di Gor saparua sering dipakai sebagai tempat pertunjukkan musik underground yang mana saat itu adalah masa keemasan musik underground dibandung karena intensitas pertunjukkan yang sering dan audiens yang banyak,serta banyak rumor yang mengatakan bahwa bandung adalah kota dengan komunitas underground terbesar di asia bahkan dunia dan melahirkan pula band band besar (underground) yang cukup terkenal diindonesia bahkan asia tenggara seperti Burgerkill, pas band, jasad, jeruji, koil dll.

Tulisan selanjutnya dapat dibaca di sini


Sumber Bacaan :
Braga, jantung Parijs Van Java penulis Ridwan Hutagalung dan Taufany Nugraha

Jendela Bandung,Pengalaman bersama kompas penulis Her Suganda

Bandung : Kilas Peristiwa dimata Filatellis,Sebuah Wisata sejarah penulis Sudarsono katam

Museum Geologi (Handout)

Museum PT Pos Indonesia (Handout)

wikipedia

Foto :
Koleksi Pribadi (opakopik.multiply.com)

kecuali Foto museum mandala wangsit dan foto suasana sidang KAA (google search)

1 komentar:

  1. walopun orang-orang bilang museum itu ngebosenin, tapi saya ga peduli, saya pribadi tetep seneng jalan-jalan ke museum... dan saya suka sedih liat museum yang makin hari makin sepi pengungjung.. :(

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar