Selasa, 19 April 2011

Sedikit Cerita Lain Tentang Bung Karno

Bung Karno
Kusno Sosrodihardjo, mungkin nama itu sedikit asing di telinga kita. Tapi bila menyebut nama Soekarno atau Bung karno pasti nama itu sudah familiar di telinga kita. Anak ke-3 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (asal Probolinggo) dan Ida Ayu Nyoman Rai (asal Singaraja, Bali) yang lahir * pada tanggal  6 juni 1901 di kota Surabaya. Bung karno lahir tanpa bantuan dukun beranak, proses persalinannya pun hanya dibantu oleh seorang kawan keluarga.

Saat itu  Ida ayu nyoman (ibu bung karno) mempunyai firasat baik tentang anaknya, sambil mendekap bayinya, ia mengucapkan dalam hatinya : "Engkau akan menjadi pemimpin rakyat kita,karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi di saat fajar mulai menyingsing, jangan lupakan itu, nak, bahwa engkau ini Putra sang fajar." Benarlah perkataan sang ibu, Soekarno menjadi pemimpin bangsa dan diangkat menjadi presiden pertama RI pada tgl 18 Agustus 1945 dan menjadi salah satu tokoh yang cukup lantang melawan Imprealisme dan kolonialisme barat, sehingga  cukup di kenang atas jasa jasanya sampai sekarang (terlepas dari yang pro dan kontra).

***

Pasti sudah banyak catatan atau buku yang membahas tentang Bung karno dengan segala cerita dan kisahnya. Saya pun ingin sedikit mengulas sedikit kisah lain tentang Bung karno dari soal wanita hingga hal-hal yang cukup lucu.

Inilah mungkin salah satu Presiden Indonesia yang perkawinanannya cukup menonjol. Sembilan wanita telah dinikahi oleh Bung karno dan tak semuanya menghasilkan keturunan. Berikut nama nama wanita yang pernah dinikahi Bung karno :

1.Oetari
2.Inggit Garnasih (karena tak dikaruniai keturunan memilih mengangkat anak yaitu Ratna Djuami dan Kartika)
3.Fatmawati (menghasilkan keturunan yaitu,guntur,megawati,rachmawati,sukmawati dan guruh)
4.Hartini (menghasilkan keturunan yaitu Taufan Sukarnoputra dan Bayu sukarnoputra)
5.Dewi Sukarno (menghasilkan seorang anak yaitu Kartika Sari sukarno)
6.Haryati
7.Yurike sanger
8.Kartini Mannopo (menghasilkan seorang anak yaitu Totok Suryawan S.)
9.Heldy Djafar

Memang benar Bung karno adalah seorang pencinta wanita. Pertautan pertama soekarno dengan wanita berawal pada usia 14 tahun saat itu bung karno mulai menyukai noni-noni belanda. Mien hessel adalah salah satu gadis Belanda yang juga teman soekarno, soekarno sempat nekat mendatangi orang tua hessel dan mencoba "peruntungannya". Tapi apa yang didapat soekarno abg itu, sang ayah gadis tersebut malah memarahi soekarno : " kamu Inlander kotor,kenapa kamu berani beranian mendekati anakku? keluar..!" Tapi pengalaman tersebut rasanya tidak membuat jera soekarno untuk memikat wanita hingga muncullah daftar panjang nama wanita dalam hidup Soekarno yang telah disebutkan tadi. Dan memang soekarno memiliki daya tarik berkharisma serta intelektualnya yang tinggi menjadikan soekarno mudah menaklukkan hati seorang wanita.

Adapun sedikit cerita lucu mengenai Bung karno. Dalam sebuah perjalanan dari Jepang ke Jakarta pada tahun 1945, Soekarno terpaksa menaiki pesawat pengebom yang sudah jelek dan di mana-mana terdapat lubang bekas peluru. Pesawat tersebut pun tak dilengkapi oleh tempat duduk penumpang sehingga Soekarno dan para rombongan terpaksa berdiri sepanjang perjalanan. Karena perjalanan cukup jauh dan Bung karno ingin buang air kecil dan rupanya di pesawat tersebut tak memiliki toilet, tak kurang akal, Bung karno melangkah ke bagian belakang bagian pesawat untuk menunaikan hajatnya. Siapa sangka, begitu ia melaksankan hajatnya, angin bertiup kencang melaui lubang bekas peluru itu dan menerbangkan air seni bung karno ke seluruh ruangan. Bisa dibayangkan keruan saja semua penumpang, termasuk Bung hatta yang ikut bsah kuyup. Dalam setengah basah inilah Pemimpin Besar Revolusi Bangsa mendarat di Jakarta, 3 hari sebelum kemerdekaan indonesia, 14 Agustus 1945.

Sebagai Presiden baru, Bung Karno pun harus memiliki ajudan, nah untuk keperluan tersebut ditunjuklah seorang pejuang preman. Oleh sang presiden si ajudan diberi pangkat letnan, tapi persoalan belum selesai. Seorang penasihat presiden tiba tiba nyeletuk, " ini tak mungkin,ratu Yuliana dari Belanda saja yang memerintah 10 juta rakyat mempunyai ajudan seorang kolonel.Bagaimana pandangan orang nanti melihatnya,Presiden Indonesia yang memerintah 70 juta rakyat hanya mempunyai seorang ajudan berpangkat letnan?" "Betul juga" kata Soekarno. Segeralah Soekarno memanggil kembali si ajudan.

"Sudah berapa lama engkau jadi letnan?" tanya sang Presiden
"Satu setengah jam", jawab si ajudan
"Nah karena negara kita ini baru lahir dan tumbuhnya cepat, maka mulai sore ini engkau di naikkan pangkatnya menjadi Mayor"  kata Sang Presiden.

Ada-ada aja bung karno..:)

Tau ga apa perintah pertama bung karno setelah terpilih jadi Presiden Indonesia pertama?
Ketika pulang dari jalan Pegangsaan timur no.56 menuju rumah, di tengah perjalanan pulang tersebut Bung karno bertemu seorang penjual sate lalu Bung karno pun memanggil tukang sate yang tak berbaju tersebut. Lalu sang Presiden pertama kita itu pun mengeluarkan perintah pertamanya, " Sate ayam lima puluh tusuk." Setelah itu sang presiden pun jongkok di dekat selokan menyantap sate dengan lahapnya mungkin karena saking laparnya. hehehe

Selain itu Soekarno pun merupakan seorang pencinta seni lebih dari itu bisa dikatakan sebagai penyelamat seniman. Pada tahun 1966, Bung karno berpesan pada letkol CPM Moessubagyo, penguasa militer di Yogya saat itu bahwa tahanan peristiwa 30 september yang seniman agar dijaga jangan sampai ada yang meninggal karena menurut Soekarno "membuat seniman itu susah tapi membuat insinyur itu mudah".

Pada tahun 1934 untuk kesekian kalinya karena kegiatan politiknya soekarno ditangkap dan di asingkan di Ende. Soekarno mengirim surat kepada Gubernur Jenderal Belanda, Bung karno meminta maaf dan berjanji akan menghentikan aktivitas politiknya sama sekali. Mungkin kesendirian dalam penjara sebelumya menjadi pengalaman yang traumatis. Walau keaslian surat maaf tersebut menjadi perdebatan para sejarawan hingga sekarang. Dalam pengasingannya di Ende (1934-1938) Soekarno nampak benar-benar memutuskan sebuah karir baru yang berbau panggung saniwara dengan menulis 12 cerita sandiwara. Salah satunya berjudul Dr.setan yang terinsipirasi oleh Frankenstein, selain itu Bung karno pun mendirikan Perkumpulan Sandiwara Kalimutu, membuat reklame sendiri untuk pertunjukkanya, merancang kostum dan menggambar dekor. Tapi karir baru tersebut hanya sementara, impian besarnya di panggung politik mulai bergejolak kembali saat kekalahan Belanda dari Jepang.

17 Agustus 1945 Indonesia pun mengumandangkan Kemerdekaannya yang dibacakan oleh Bung karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia dan pada tanggal 18 agustusnya PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia ) menetapkan Bung Karno dan Bung Hatta Sebagai Presiden dan wakil Presiden dan kelak mereka berdua dikenal dengan Dwitunggal. Pada tanggal 22 Februari 1967 Soekarno diberhentikan dari jabatan Presiden dan digantikan oleh Jenderal Soeharto dan dimulailah Orde Baru menggantikan Orde Lama. Soekarno Wafat di Istana Bogor (21 Juni 1970) setelah menderita sakit berkepanjangan di wisma Yasa, Jakarta dan dimakamkan di Blitar. Walaupun beliau telah tiada dan saat Orde baru namanya coba untuk dibenamkan tapi nama besar tersebut masih dikenang hingga kini.
Makam bung karno di Blitar

"Tidak seorang pun dalam peradaban modern ini yang demikina pro dan kontra seperti Soekrno.Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa." (Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat)

Ket:  )* Penulis asal Jerman, Bernard Dahm dalam buku "Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan" mengaku bingung dengan kelahiran Soekarno. Dalam catatan stambuk HBS (Hoogere Burgerschool) Surabaya ia menemukan bahwa Bung karno itu lahir pada tanggal 6 juli 1902. Dahm menduga ayah Soekarno memudakan umur anaknya saat melamar ke HBS.

Nb: Bila ada kesalahan penulisan atau informasi mohon dikoreksi, Terima kasih.

Disarikan dari :
SERI BUKU TEMPO : Bapak Bangsa,Sukarno Paradoks Revolusi Indonesia

Foto : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar