Sabtu, 23 April 2011

Jalan-jalan Ke Museum Kota Bandung 2

Tulisan sebelumnya dapat dibaca di sini

Dari Museum mandala wangsit kita bisa meneruskan perjalanan selanjutnya menuju Museum Geologi yang berada di Jalan Dipenogoro.

Museum Geologi

Setelah beristirahat, perjalanan kita dilanjutkan melewati titik keramaian yang sering dikunjungi khususnya warga Jakarta yaitu jalan LL RE Martadinata (jalan riau) yang banyak berjejer Factory Outlet .Lalu memasuki jalan banda, cilaki dan kawasan Taman lansia dan sampailah di Museum yang selanjutnya akan dikunjungi yaitu Museum Geologi.


Museum geologi berada di kawasan jalan Dipenogoro bandung. Museum tersebut didirikan pada tanggal 16 mei 1928 dan  diarsiteki oleh Menalda Van Schoemaker dengan gaya art deco. Sempat mengalami renovasi dengan bantuan JICA (Japan International Cooperation Agency) dan dibuka kembali secara resmi oleh wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 agustus 2000. Museum geologi semula merupakan laboratorium yang menyimpan dan mengelola materi geologi serta memiliki ragam koleksi batuan, mineral, meteorit, fosil, artefak dll yang dikumpulkan di Indonesia sejak tahun 1950.


Museum geologi


Museum geologi sekarang terbagi menjadi 4 ruangan utama yang meliputi sejarah kehidupan (History of life), geologi Indonesia (Geologi of Indonesia), geologi dan kehidupan manusia (Geologi for human life) dan ruang eksibisi. Koleksi unggulan yang terkenal adalah fosil manusia purba Homo erectus P8, fosil gajah purba Stegodon trigonosephalus dan replica fosil dinosaurus Tyrannosaurus rex. Serta banyak pula fosil fosil lainnya dan peragaan batuan,mineral,gunung api dan kegiatan penyidikan geologi diindonesia. Museum geologi pun termasuk museum favorit di kota Bandung dan cukup ramai dikunjungi baik oleh masyarakat umum, mahasiswa, pelajar bahkan wisatawan mancanegara.

Museum PT.Pos Indonesia

Berjalan sedikit dari museum geologi,sampailah dimuseum terakhir yaitu Museum PT.Pos Indonesia yang bersebelahan dengan gedung sate. Gedung Museum PT.Pos Indonesia telah ada sejak masa kolonial dan saat itu namannya masih Pos Telegraph dan Telepon (PTT). Pada tahun 1931 dibuka museum PTT yang terletak dibagian sayap kanan gedung kantor pusat PTT jalan cilaki no.55 (sekarang no.73).



Museum ini sempat terbengkalai akibat pergolakan revolusi, dan pada tahun 1980 direksi perum pos dan giro membentuk suatu panitia tuk menghidupkan kembali museum tersebut. Akhirnya pada tanggal 27 september 1983 museum ini secara resmi dibuka untuk umum oleh menteri pariwisata pos dan telekomunikasi saat itu Achmad Tahir dan diberi nama museum pos dan giro.Pada tanggal 20 juni 1995 namanya berubah kembali menjadi Museum PT.Pos Indonesia seiring dengan perubahan status perusahaan dari perusahaan umum (perum) pos dan giro menjadi PT.Pos Indonesia.

Museum pos seperti namanya menyimpan benda benda yang berhubungan dengan pos dari mulai prangko, surat surat berharga, timbangan, gerobak pengangkut surat, sepeda onthel pengantar surat,diorama pengiriman surat dan masih banyak koleksi lainnya.

Benda benda koleksi museum dibagi menjadi 3 kelompok,yaitu:

Pertama. Koleksi sejarah, koleksi yang paling bersejarah adalah surat emas raja raja (Golden letter). Saat jaman kerajaan alat komunikasi masih sederhana yang berupa surat,kerajaan besar diindonesia yang saat itu menggunakan surat seperti kerajaan Sriwijaya, Mataram, Majapahit, Tarumanegara dll. Di kerajaan Sriwijaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Kw’unlun atau bahasa melayu kuno dan kata-kata bahasa sansekerta yang berdasarkan penemuan prasasti di daerah kerajaan tersebut. Saat masuknya agama hindu dan budha berkembang pulalah budaya tulis menulis dan surat menyurat dikalangan istana raja, bahan yang digunakan berupa daun lontar, bambu, kulit kayu, daun nipah dan daun bunga pudak atau daun pandan. Surat menyurat pun tidak hanya terbatas pada wilayah dalam negri (nusantara) tapi sudah mulai ke daerah luar negeri seperti antara kerajaan Sriwijaya dengan China atau Majapahit dengan China yang terdapat dalam relief candi Borobudur dan Prambanan.

Koleksi yang kedua adalah koleksi filatelli. Filatelli sendiri diambil dari bahas latin “Franco” yang artinya tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat, sedangkan kata filatelli berasal dari bahasa yunani “philos” yang berarti teman dan “ateleila” yang berarti bebas dari kewajiban. Nah, sedangkan arti dari filatelli sekarang kurang lebih berarti kegiatan mengumpulkan prangko. Di dalam museum ini selain terdapat prangko Indonesia terdapat pula prangko yang berasal dari 178 negara, prangko pertama didunia yang berwarna hitam dan dikenal dengan “The Penny Black” merupakan keluaran inggris atas gagasan Sir Rowlland tanggal 6 mei 1840, prangko tersebut bergambar ratu Victoria yang disajikan dalam bentuk lukisan.

Prangko pertama di Dunia “The Penny Black”

Sedangkan Prangko pertama di Hindia belanda (indonesia) diterbitkan pada tanggal 1april 1864,prangko tersebut berwarna merah anggur bergambar raja William III dengan harga nominal 10 cent, prangko aslinya tersebut sekarang masih terawat di museum PT Pos Indonesia .

Koleksi yang ketiga adalah koleksi peralatan. Peralatan yang paling terkenal saat jaman kolonial adalah bis surat atau BRIEVENBUS, benda tersebut terbuat dari logam cor dengan berat kurang lebih 400kg dan ditempatkan dipinggir jalan strategis .Bis surat pertama kali digunakan pada tahun 1829 di kantor pos Batavia, sedangkan di semarang pada tahun 1850,Surabaya tahun 1864 dan sedangkan di Bandung…..?

Ehmm, kita patut bersyukur karena berada dijaman modern seperti sekarang ini banyak alat komunikasi yang mudah dan cepat seperti telepon, handpone, email, jejaring sosial dll. Tapi mungkin untuk sebagian orang surat menyurat masih menjadi hal yang menyenangkan.

Di pinggir museum PT.Pos Indonesia kita bisa melihat kemegahan gedung sate yang menjadi landmark kota Bandung .Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stij).Gedung sate mulai dibangun pada tahun 1920. Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama gedung sate (Gouverments Bedrijven)

Setelah bercape-cape ria menempuh perjalanan kita pun bisa mengakhirinya di kawasan depan Gedung sate.

Gedumg sate, saat sore hari

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan kita lebih menghargai sejarah. Terima kasih

***

Sumber Bacaan :
Braga, jantung Parijs Van Java penulis Ridwan Hutagalung dan Taufany Nugraha

Jendela Bandung, Pengalaman bersama kompas penulis Her Suganda

Bandung : Kilas Peristiwa dimata Filatellis,Sebuah Wisata sejarah penulis Sudarsono katam

Museum Geologi (Handout)

Museum PT Pos Indonesia (Handout)

wikipedia

Foto :
koleksi pribadi (opakopik.multiply.com)

Kecuali foto prangko “The Penny Black” (google search)

2 komentar:

  1. hmm museum yang pernah saya datengin baru Mandalawangsit, Geologi sama Sri Baduga...museum PT.POS sama Gedung KAA belum. eh diulas juga atuh tentang museum Sri Baduga, hehehe *request :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyaAllah ya, di usahakan.. udah lama juga saya ga nulis2 tentang ulasan museum atau sejarah :P

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar