Tahun Baru

Orang orang mulai menyemut berkumpul di malam itu, jalanan pun padat, sesak dan bising dengan kendaraan kendaraan yang beruntun entah tujuan mereka akan kemana. Di sebuah tanah lapang yang biasa disebut dengan Gasibu orang orang berkumpul dan berlalu lalang di tengah temaramnya malam yang dingin diterangi lampu alakadarnya dari para PKL yang menjajakan dagangannya. Bangunan indah di depan Gasibu menjadi daya tarik orang orang tuk berduyun-duyun datang menghabiskan malam di sana, raut wajah mereka sepertinya menyiratkan sebuah kegembiraan. Ya kegembiraan menyambut tahun yang baru tapi bagiku malam itu adalah malam yang akan cukup melelahkan untukku dan rekan rekanku yang lain.



Kembang api sedari tadi bersahutan meluncur ke angkasa, gemerlap sinarnya memukau banyak mata dan hingga saat puncaknya tiba, keriuhan manusia makin menjadi-jadi. Langit pun sedikit menyala dengan kilatan kilatan cahaya dari kembang api yang semakin banyak meluncur menari-nari di atas langit menandakan sebuah pergantian waktu yang dirayakan hampir di seluruh penjuru bumi. Putaran bumi yang terus bergerak berganti menjadi sebuah waktu yan baru. Harapan para penghuni bumi mungkin sama menjadi seorang manusia yang baru dan menjadi lebih baik lagi.

Sebuah perayaan yang menurutku tak ada bedanya dengan tahun tahun yang lalu, menyisakan sebuah pekerjaan dan pemandangan yang sama dan menurutku tak ada sesuatu yang baru yang patut tuk dirayakan.

Waktu pun mulai bergerak maju berganti tahun, keriuhan, keramaian dan kebisingan mulai mereda dan mencair menyisakan sebuah pekerjaan. Sampah nampak tergelatak disana sini, ya itulah pekerjaanku dan rekan-rekan ku yang lain. Bersenjatakan sapu kami pun mulai membersihkan sisa-sisa buangan manusia di tahun yang baru dengan sifat yang masih lama.