Minggu, 08 Desember 2013

Mandela


Mandela, foto : guardianlv.com


Beberapa bulan yang lalu, saya dan seorang kawan seperti biasa ngobrol ngalor ngidul dan bermuara pada sebuah topik mengenai nama tokoh/sosok yang keren untuk dijadikan sebagai nama brand/merk pakaian (yang entah kapan akan terealisasi). Dari obrolan ga jelas tersebut, terlontar dua nama, yaitu Mahatma yang diusulkan oleh saya dan Nelson yang diusulkan oleh kawan saya. Mahatma merujuk pada tokoh pergerakan India (Mahatma Gandhi) dan Nelson merujuk pada tokoh anti Apartheid Afrika Selatan (Nelson Mandela).



Setelah mengetahui bahwa Nelson Mandela meninggal dunia, entahlah saya teringat kembali obrolan bersama kawan saya itu. Oke, tapi saya tidak akan membahas mengenai obrolan saya bersama kawan saya lebih lanjut.


Dunia mungkin kehilangan salah satu sosok tokoh perdamaian di zaman modern yang begitu terkenal dan berkarisma. Mandela meninggal pada usia 95 tahun setalah menderita sakit dan dirawat di rumah sakitcukup lama. Walau secara jujur saya kurang tahu secara spesifik mengenai sepak terjang perjuangan  figure yang menjadi aktivis Anti-Apartheid yang berjuang untuk keseteraan hak bagi warga kulit hitam di negerinya sendiri (Afrika Selatan). Gol terbesar penyuka kemeja batik ini yang diperjuangkan dalam rentang waktu yang panjang adalah berhasil menghapus sistem pemerintahan Apartheid yang mendiskriminasikan warga kulit hitam. Setelah pemerintahan rezim diskriminasi tersebut runtuh, berkat perjuangannya yang panjang Mandela pun diangkat menjadi presiden Afrikaselatan.


Di berbagai media tanah air pun tak ketinggalan membahas mengenai Mandela, ada dua hal yang cukup menyentuh saya tentang perjuangannya yaitu berjuang tanpakekerasan dan pemaaf.  Untuk yang terakhir, pemaaf, saya mengutip ulasan singkat dari HU Pikiran Rakyat hari sabtu (7/12) yang mengutip dari buku biografinya yang menyatakan:  “Berjalan menuju gerbang yang menghantarkanku ke kebebasan, aku tahu, jika tak kutinggalkan kepahitan dan kebencianku, aku akan tetap terpenjara.” 

Ya, Mandela pernah dipenjara selama 27 tahun oleh rezim apartheid. Dan konon walau menjadi tahanan politik tapi ia sering disiksa. Dan klimaks dari cerita yang mengharukannya adalah kisah saat Mandela dilantik menjadi presiden, semua pengurus penjara tempat Mandela dulu di tahan diundang, seolah Mandela ingin dunia melihat bahwa kekejaman yang dilakukan oleh orang lain bukan untuk dibalas dengan dendam dan kekerasan tapi dengan maaf.

Dan saya teringat  kepada salah satu lagu, yaitu What a wonderful world yang dinyanyikan oleh Louis Amstrong 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar