Kamis, 03 Februari 2011

Sepenggal Cerita Kehidupan

Rintik hujan dibulan desember petang itu mengiringi laju sepeda yang ku kayuh diantara padatnya jalanan kota Bandung,tinggal dua belokan lagi ku akan sampai tapi entah rasanya begitu jauh tak seperti biasanya.Peluh dan air hujan menetes ditubuh ini menyatu menjadi sebuah saksi sepenggal kisah perjalanan hidupku ini.Ahh,akhirnya sampai juga ku di sebuah supermarket di bilangan jalan dago,ku taruh sepeda bmx bututku dipinggir pos satpam.Didalam pos,pak satpam dan beberapa petugas parkir sedang asyik ngobrol.Hujan itu mungkin membuat orang malas untuk berbelanja sehingga tempat parkir yang biasanya penuh dengan kendaraan sekarang cukup lengang.Setelah ku gembok sepeda dan dirantai pada besi yang melintang,tak berapa lama pak satpam dan petugas parkir pun baru tersadar akan kehadiranku.
"pak,nitip sepeda ya?!" ku arahkan ucapan itu pada mereka
"siap boss!!" ujar mereka menimpali

Bergegas ku sedikit berlari ditengah rintik hujan yang masih betah mengguyur kota Bandung sejak siang tadi,ku dekap sebuah bungkusan plastik yang ku usahakan agar tidah basah,didalamnya terdapat lembaran koran yang siap ku jual dipetang itu.Untunglah korannya tak ada yang kebasahan,seperti biasanya ku menjajakan koran didepan pintu masuk sebuah supermarket di daerah dago.Koran sore terbitan ibukota yang biasanya ku jual sepulang sekolah,aktivitas itulah yang ku jalani hampir 8 tahun.Ekonomi keluarga lah yang memaksaku berjualana koran sepeti ini.

Aku anak ke-3 dari 5 bersaudara,ayahku yang buruh serabutan tak mampu membiayaiku sekolah bahkan untuk makan kami sekeluarga saja sulit.Dulu ayahku bekerja sebagai buruh pabrik tapi karena perusahaannya tersebut pailit maka seluruh karyawan pun dirumahkan termasuk ayahku,saat itu aku baru duduk dibangku sekolah dasar tepatnya kelas 2.Ekonomi yang semakin mencekik kami,kebutuhanyang tak bisa dielakkan serta biaya sekolah yang semakin melambung memaksa ke dua kakakku untuk membantu ekonomi keluarga dengan berjualan koran sore di supermarket dan tempat keramaian lainnya sehabis mereka pulang sekolah dan tak lama aku pun diajak oleh kakaku untuk berjualan hingga aku dapat berjualan sendiri seperti sekarang dan entah sudah berapa tempat ku berpindah pindah tempat dan entah sampai kapan ku akan berjualan koran seperti ini.

Kenapa pikiranku melayang menembus masa lalu? Ya sudahlah hidup adalah sesuatu yang harus dijalani bukan diratapi dan disesali.Ku tawarkan koran pada pengunjung supermarket dengan penuh harapan dan sedikit asa,walau dalam hati kecil ini kadang merasa iri dengan mereka yang hidup berkecukupan,tak perlu memikirkan biaya sekolah..Ahh pikiran seperti ini selalu menghantuiku,aku tak ingin terus merasa iri terhadap orang lain toh belum tentu orang lain berbahagia dengan kecukupan yang mereka miliki.

"Koran..koran..korannya pak,korannya bu..koran..koran...."
Hujan pun mulai mereda,gelap mulai menyeruak mengganti terang,bulan mulai menemani asa didalam hati dan semoga semangat serta harapan ini tak akan pernah pupus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar