Minggu, 14 Agustus 2011

Dimana saat kematian datang


Dimana saat kematian datang, malaikat maut menjemput kita
Dimana saat kita berhenti bernafas dan jantung pun tak berdetak
Dimana saat ruh kita tinggalkan raga
Dimana saat kita tinggalkan kefanaan dunia
Dimana saat kita tinggalkan orang-orang yang kita cintai
Dimana saat kita benar-benar sendiri
Dimana saat kita dimandikan oleh orang lain, bukan sebagai seorang bayi tapi sebagai jenazah
Dimana saat kita dibalutkan kain kafan putih tak berhias
Dimana saat kita terbujur kaku disholatkan
Dimana saat bendera kuning terpasang tandakan kematian kita
Dimana saat jasad kita dalam kungkungan keranda jenazah
Dimana saat jasad kita dibenamkan dalam liang lahat.

Sendiri, ya hanya seorang diri
Terkubur dalam setumpuk tanah merah sempit
Tanpa ada orang tercinta menemani
Tanpa ada harta bergemilang tolong diri
Tanpa ada kawan obati sepi
Sendiri, ya hanya seorang diri.



Amalan kita di dunialah yang menerangi kegelapan kita dalam kubur
Amalan kita di dnuialah yang akan menolong kita dari siksa kubur yang perih.

Kematian bukan hanya tentang proses biologis, bukan pula tentang hitungan matematis ukuran umur
Lebih dari itu,
Tentang akhir dari sebuah proses perjalanan hidup manusia
Tentang sebuah gerbang menuju kehidupan yang kekal abadi, sebuah kehidupan di mana hukum yang paling adil akan ditegakkan
Dimana sebuah masa kita akan dihadapkan dalam persidangan Allah.

Kematian adalah sebuah kepastian tapi juga sebuah misteri
Siap tak siap, berbekal ataupun tidak kematian akan datang hampiri, cepat atau lambat
Bukankah semua mahluk yang bernyawa akan mati
Hidup ini hanya sekali dan sesaat
Sebelum semua terlambat dan sesal tak guna lagi
Selagi masih bernafas, masih kita bisa berbuat lebih tuk mencari bekal kelak.


* Pengingat kepada diri ini yang masih bergelimang dosa, kematian pasti datang hampiri diri cepat atau lambat.



Bandung, 14 Ramadhan 1432 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda.

Terima kasih sudah berkomentar