Rabu, 18 Desember 2013

Catatan Perjalanan : Gunung Kerenceng (Bagian 1)

24 November 2013

salah satu jalur gunung kerenceng

Perjalanan yang bisa dikatakan mendadak, dan setelah saya lihat catatan-catatan perjalanan sebelumnya kebanyakan memang perjalanan saya dan kawan-kawan sebagain besar mendadak alias impulsif. Tapi saya dan kawan-kawan seperjalanan sebisa mungkin dan hampir pasti menerapkan manajemen perjalanan, sama seperti teori klasik dari mata kuliah saya dulu (jadi inget kuliah, orang pada udah lulus..), yaitu 5W 1H, what, who, when, where, why dan How. Oke saya tidak akan bahas lebih jauh lagi 5w 1 h :). Lanjut.

Pendakian gunung yang cukup mendadak ini sebenernya hasil dari kebingungan saya dan rekan yang akan menetapkan gunung yang akan didaki. Opsi ada 2 yaitu Kerenceng & Kendang, dan saya sedikit ingat waktu dulu berkunjung ke curug cinulang di daerah tersebut terdapat beberapa gunung dan salah satunya adalah Kerenceng. Dan jadilah gunung kerenceng yang akan sedikit kami eksplorasi di hari minggu itu.

Project Video Pendakian Gunung Tahun 2013



Karena kebosanan saya mendokumentasikan kegiatan pendakian gunung yang hanya berkutat pada tulisan dan foto, sekitar setahun lalu saya iseng mencoba-coba cara pendokumentasian lain yaitu melalui video. Walau secara kualitas gambar, editing dan teknik pengambilan gambar mungkin sangat jauh dari bagus (baca: amatir), tapi saya cukup senang karena selama 1 tahun lebih ini telah mendokumentasikan beberapa kegiatan pendakian bersama kawan-kawan dari komunitas satubumikita. 

Karena kemudahan teknologi dunia maya,saya juga banyak belajar dari video-video perjalanan di youtube seperti video seriesnya "jalan-jalan men" atau video-video klip dari sigur ros atau band-band lain yang banyak mengeksplorasi keindahan alam.

So saya sertakan hanya 3 video yang menurut saya rada bagus (hehe) yang sudah diunggah ke laman youtube satubumikita bandung. Cekidot, wilujeung nongton, mangga kritik dan sarannya saya tunggu. Pastikan juga koneksi internetnya lagi bagus :))

 

Sabtu, 14 Desember 2013

KRD, kereta ekonomi yang mulai ramah



Sekitar 2 tahun yang lalu saya pernah sedikit menulis tentang KRD (Kereta rel diesel) ekonomi yang kepanjangannya banyak dipelesetkan menjadi “Kereta Rakyat Djelata”. Ya, bukan tanpa sebab pelesetan tersebut dikarenakan moda transportasi massal yang berada di teritori PT.KAI DAOP 2 Bandung tersebut, kondisinya bisa dibilang sangat kurang layak dan memprihatinkan. Setiap gerbong yang sedang beroperasi sering kali penuh sesak berjejal oleh penumpang dan hilir mudik pedagang, keriuhannya sudah seperti di pasar kaget. Disertai kondisi kebersihan dan kenyamanan penumpang yang entah nomor sekian. 

Minggu, 08 Desember 2013

Catatan Perjalanan : Gunung Galunggung, Tasikmalaya


2 November 2013


Tasikmalaya, itulah tujuan perjalanan saya dan kawan-kawan dari satubumikita di awal bulan November lalu.Lebih tepatnya lagi berkunjung ke sebuah gunung yang pernah meletus hebat di sekitaran tahun 1982-1983, yaitu Gunung Galunggung. Perjalanan kali ini seperti biasa kami awali dari kota Bandung. Bertolak dari Terminal Cicaheum kami menggunakan bisjurusan Purwokerto via Tasik menuju Terminal Indihiang.  Perjalanan bis dari Cicaheum menuju Indihiang memakan waktu sekitar 3 jam, dari terminal Indiang kemudian perjalanan berlanjut menuju gerbang masuk Galunggung dengan mencarter 2 angkot.

Mandela


Mandela, foto : guardianlv.com


Beberapa bulan yang lalu, saya dan seorang kawan seperti biasa ngobrol ngalor ngidul dan bermuara pada sebuah topik mengenai nama tokoh/sosok yang keren untuk dijadikan sebagai nama brand/merk pakaian (yang entah kapan akan terealisasi). Dari obrolan ga jelas tersebut, terlontar dua nama, yaitu Mahatma yang diusulkan oleh saya dan Nelson yang diusulkan oleh kawan saya. Mahatma merujuk pada tokoh pergerakan India (Mahatma Gandhi) dan Nelson merujuk pada tokoh anti Apartheid Afrika Selatan (Nelson Mandela).

Sabtu, 07 Desember 2013

Tanpa Judul



Mungkin kita pernah merasa bahwa kehidupan kita ini kadang sangat membosankan dibanding kehidupan orang lain. Atau sedikit hiperbolanya, kita pernah merasa bahwa derita kitalah yang paling edan dibanding derita orang lain di dunia ini. Ya, mungkin perasaan yang pernah kita alami itu sangat wajar, bahkan manusiawi sekali. Fase hidup tersebut mungkin pernah, sedang atau telah kita lalui, entah itu intensitasnya sedang atau sering. Fase merasa “paling menderita sedunia” seolah-olah bila ditelisik sangat hiperbola sekali, serta berlebihan dan bisa diartikan tidak mensyukuri nikmat atau pemberian Tuhan.